ISTIMEWA: Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Monday, 24 November 2014

Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Untuk menghindarkan kesalahan penafsiran terlebih dahulu
perlu diuraikan pengertian tes (test), pengukuran (measurement), dan
penilaian (assessment) serta evaluasi (evaluation). Tes adalah
merupakan suatu prosedur sistematis yang dipakai untuk mengukur
tingkah laku atau karakteristik seseorang (Popham, 1980). Selanjutnya
Gronlund (1985) mendefinisikan tes sebagai suatu instrumen atau
prosedur sistematis untuk mengukur suatu sampel dari tingkah laku.
Lebih lanjut Cronbach (1984) mengemukakan bahwa: a test is a
systematic prosedur for observing behavior and describing it with the
aid of numerical scales or fixed categories. Secara singkat dapat
didefnisikan bahwa tes merupakan proses pengamatan yang sistematis
untuk mengetahui tingkah laku atau kemampuan siswa dan
menggambarkannya dengan skala atau kategori-kategori yang pasti.
Dari definisi terakhir ini ada tiga unsur pokok yang tercakup dalam tes
yaitu: prosedur sistematis, tingkah laku, dan skala atau kategori.
Prosedur sistematis berarti memberikan pemahaman bahwa tes
direncakan dan disusun sesuai dengan aturan-aturan penyusunan tes
yakni memperhatikan aspek tingkah laku, materi pelajaran, dan tujuan
pengukuran. Selain itu, penulisan dan pembuatan tes harus dapat
disesuaikan dengan bentuk tes yang diharapkan sehingga dapat
diinterpretasikan dengan mudah. Berkaitan dengan penggunaaannya,tes dilaksanakan dengan disiplin yang tinggi agar dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Tingkah laku (behavior) memberikan implikasi bahwa tes
bertujuan untuk mengukur respon-respon siswa yang diungkap melalui
butir-butir tes. Dengan demikian tes bukan mengukur siswa secara
langsung tetapi mengkur karakteristik-karakteristiknya melalui responresponnya
terhadap butir tes. Selain itu tingkah laku yang diamati
bukanlah keseluruhan tingkah laku melainkan sebagin atau cuplikan
dari keselurun butir. Hal ini berati tingkah laku yang diobservasi
merupakan sampel dari kemampuan seseorang secara keseluruhan,
dengan perkataan lain dapat dinyatakan soal yang jumlahnya terbatas
itu merupakan sampel dari soal yang tak terhingga jumlahnya.
Skala angka atau kategori berati hasil tes dideskripsikan dengan
bantuan skala pengukuran. Pada umumnya skal angka diberikan unuk
melukiskan taraf atau bobot kemampuan atau tingkat ketercapaian
hasil belajar siswa misalnya 0 -10 atau 0 – 100, sedangkan kategori
yang diberikan lulus-gagal, baik–buruk, baik-cukup–kurang–buruk,
banyak-cukup-kurang-rendah, dan lain-lain.
Menurut Gronlund (1985) evaluasi merupakan proses
mendapatkan tingkat deskripsi angka bagi individu dengan karakteristik
tertentu. Sedangkan Brown (1976) berpendapat pengukuran adalah
deskripsi tingkah laku atau karakteristik seseorang yang bersifat
kuantitatif dan diperoleh berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
dengan bantuan alat ukur atau instrumen khsusus yang dirancang
untuk tujuan pengukuran. Hasil pengukuran dijabarkan dengan
bantuan skala pengukuran. Dalam pemberian angka ada empat skala
pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval, dan ratio.
Evaluasi atau penilaian adalah proses sistematis
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi informasi dalam menentukan sejauhmana siswa telah mencapai tujuan pengajaran.
Hasil penilain ini digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan yang dilakukan. Penilaian tentu saja didasarkan pada
data hasil pengukuran Gronlund, 1985). Dalam penilaian hasil yang
diperoleh dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Dari uraian di atas tampak bahwa penilaian hasil belajar siswa
cukup kompleks dan mungkin saja subyektif, hal ini disebabkan
pengukuran berkenaan dengan aspek psikologis dengan data
kuantitatif dan kualitatif. Untuk dapat memperoleh hasil belajar siswa
secara obyektif diperlukan pemahaman guru yang lebih baik dalam hal
penilaian dengan memanfaatkan bermacam-macam pengukuran.

No comments:

Post a Comment