ISTIMEWA: Manajemen mutu terpadu

Wednesday, 1 October 2014

Manajemen mutu terpadu

 Era Management Mutu Terpadu atau Total Quality Management.

Total Quality Management (TQM) dimulai pada tahun 1980 – an, era ini menekankan pada   manajemen strategis. TQM merupakan suatu sistem yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkesinambungan kepuasan pelanggan pada titik penekanan biaya agar sama dengan biaya yang sesungguhnya untuk menghasilkan dan memberikan pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk mencapai keunggulan kompetitif serta mengutamakan kebutuhan pasar dan konsumen yang dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi  yang kuat dari pimpinan.
             Total Quality yang berarti komitmen dan pendekatan yang digunakan secara terus menerus untuk meningkatkan setiap proses pada setiap bagian organisasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi bahkan melampui harapan dari customer(pelanggan).
Tujuan diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta komitmen dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak sampai level terbawah. Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan partisipasi karyawan, peningkatan terus menerus fokus pada pelanggan serta kepemimpinan yang tepat. Prinsip TQM secara keseluruhan proses produk maka titik beratnya pada penanganan kualitas pada seluruh aspek organisasi .

Ada enam konsep program TQM yang efektif, yaitu:

a. Perbaikan Berkesinambungan
TQM membutuhkan perbaikan berkesinambungan yang tidak pernah berhenti yang mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah setiap aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan yang tidak akan pernah dapat diraih, tetapi selalu diupayakan.
b. Six Sigma
Six sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas, dan menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yaitu suatu strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, dan sekumpulan perangkat (lembar perangkat, diagram sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process control) untuk memperoleh dan mempertahankan kesuksesan dalam bisnis.
4
c. Pemberdayaan Pekerja
Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah proses produksi.
Ada beberapa cara untuk memberdayakan pekerja:

  1.  Membina jaringan komunikasi yang melibatkan pekerja
  2.  Membentuk para pekerja yang bersikap terbuka dan mendukung
  3.  Memindahkan tanggung jawab dari manajer  kepada para pekerja di bagian produksi
  4.  Membangun organisasi yang memiliki moral yang tinggi
  5.  Menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim-tim

d. Benchmarking
Benchmarking merupakan pemilihan standar kinerja yang mempresentasikan kinerja terbaik dari suatu proses atau aktivitas. Benchmarking meliputi pemilihan standar produk, jasa, biaya atau kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas proses.
Langkah menetapkan benchmark antara lain:
1.    Menetapkan apa yang akan dijadikan benchmark
2.    Membentuk tim benchmark
3.    Mengidentifikasi mitra-mitra benchmark
 4.   Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmark
 5.   Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark.
e. Just in Time
Konsep Just In Time diadakan untuk perbaikan berkesinambungan dan penyelesaikan masalah. Dalam konsep  tersebut, barang diproduksi dan diantarkan saat mereka dibutuhkan (saat ada permintaan).
Just In Time berkaitan dengan kualitas dalam beberapa hal:
1.      Just In Time memangkas biaya kualitas
2.      Just In Time  meningkatkan kualitas
Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT yang lebih baik dan mudah digunakan. Tujuan memiliki persediaan adalah melindungi kinerja produksi yang buruk yang disebabkan oleh kualitas yang tidak dapat diandalkan. Jika kualitasnya konsisten, maka JIT membuat perusahaan dapat mengurangi semua biaya yang terkait pada persediaaan.


f. Konsep Taguchi

Genichi Taguchi memberikan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki kualitas produk dan proses, yaitu:
    Ketangguhan kualitas
Produk berkualitas tangguh adalah produk yang dapat diproduksi secara beragam dan konsisten dalam segala kondisi yang kurang baik dan bukan menghilangkan penyebabnya. Taguchi menyarankan bahwa menghilangkan pengaruh biasanya lebih murah daripada menghilangkan penyebab, dan lebih efektif dalam memproduksi produk yang tangguh. Dengan cara ini, variasi kecil dalam bahan dan proses tidak akan mengganggu kualitas produk.
    Fungsi kerugian kualitas(quality loss function)
Quality loss function (QLF) mengidentifikasikan semua biaya yang berkaitan dengan kualitas rendah dan menunjukan bagaimana biaya ini meningkat jika kualitas produk semakin jauh dengan  keinginan pelanggan. Biaya ini tidak hanya meliputi ketidakpuasan pelanggan, tetapi juga biaya garansi dan jasa, biaya pemeriksaan internal, perbaikan dan biaya-biaya yang dianggap sebagai biaya bagi masyarakat.
    Kualitas berorientasi sasaran (target oriented quality)
Kualitas berorientasi sasaran merupakan sebuah filosofi perbaikan terus menerus untuk membuat kualitas produk tepat sesuai dengan sasaran.



No comments:

Post a Comment