Standar
kompetensi bab ini adalah afektif dan kognitif serta psikomotorik bahasa
Indonesia baku dan pemakaianya dengan baik dan benar. Standar kompetensi ini
didukung oleh kompetensi dasar menjelaskan ;
·
Pengertian bahasa
·
Pengertian bahasa baku dan nonbaku
·
Empat fungsi bahasa Indonesia baku
·
Empat konteks pemakaian bahsa baku
·
Pengertian bahasa Indonesia baku dan
nonbaku dengan baik dan benar
Dalam bab ini dibahas :
· 1. Pengertian bahasa baku
· 2. Pengertian bahasa nonbaku
· 3. Pengertian bahasa Indonesia baku dan
nonbaku
· 4.Tumbuhnya bahasa Indonesia baku
· 5. Fungsi bahasa Indonesia baku
· 6. Konteks pemakaian bahasa Indonesia baku
· 7.Pemakaian bahasa Indonesia baku dan
nonbaku dengan baik dan benar
Jadi, disini akan dijelaskan
satu per satu dari topik-topik yang telah disebutkan diatas,yaitu :
11. Pengertian
Bahasa Baku
Kenyataan
menunjukan bahwa masih banyak orang yang menyamakan pengertian bahsa bakudengan
bahsa yang baik dan benar. Bahasa yang dipergunakan dalam situasi tidak resmi
pun dianggap sebagai bahsa baku. Makna baku sendiri tanpaknya tidak dipahami
secara benar, apalagi makna bahasa baku.
Jadi,
bahsa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, belum
cukup memahami konsep yang sesungguhnya. Istilah bahsa baku dalam bahsa
Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistic pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada tahun 1926. Ia termasuk pencetus Aliran
Praha atau The Prague School. Pada 1930, Havranek dan Vilem Mathesius
merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku
sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai
model atau acuan oleh masyarakat luas (Garvin,1967 dalam Purba,1996:52).
Di
dalam Dictionary Languange and
Linguistics, Hartman dan Strok berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam
bahsa yang secara social lebih digandrungi dan sering didasarkan bahasa
orang-orang yang bverpendidikan di dalam atau disekitar pusat kebudayaan atau
suatu masyarakat bahasa (1971 : 218) .
Di
dalam bahasa dan saatra Gamita pendidikan, Yus Rusyana berpengertian bahwa
bahasa baku atau bahasa sandar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan,
diterima, dan jadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas (1984 :
104).
Di
dalam Sosiolongiustics A Critical Survey
Of Theory and Aplication, Dittmar berpengertian bahwa bahasa baku adalah
ragam bahasa dari suatu masyarakat bahasa yang disahkan sebagai norma keharusan
bagi pergaulan social atas dasar kepentingan
dari pihak-pihak dominan di dalam masyarakat itu.
Di
dalam Logman Dictionary Of Applied
Linguistics, Richard, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa baku
adalah ragam bahasa yang berstatus tinggi di dalam suatu masyarakat atau bangsa
dan biasa didasarkan penutur asli yang berpendidikan didslsm berbicara dan
mmenulis.
Di
dalam Bahasa dan Sastra dalam Gamitman
Pendidikan, Yus Rusyana berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar
adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima, dan dijadikan model oleh
masyarakat bahasa yang lebih luas.
Di
dalam Tata Bahasa Rajukan Bahasa
Indonesia Untuk Tingkat Pendidikan Menengah, Groys Keraf berpengertian
bahwa bahasa baku adalah bentuk bahasa yang ynag telah dikodifikasikan atau
ditetapkan , dterima atau difungsikan sebagai model oleh masyarakat secara
luas.
istilah
kodifikasi adalah terjemahan dari “codification” bahasa Inggris.
Kodifikasi diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan unttuk
dijadikan norma didalam berbahasa.
22. Pengertian
Bahasa Nonbaku
Istilah
bahasa nonbaku ini terjemahan dari “non
standard languange”. Istilah bahasa non standar ini sering disinonimkan
dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandard”, ragam takbaku”, “bahasa
tidak baku”, dan “ragam nonstandard”.
Richards,
Jhon dan Heidi berpengertian bahwa bahasa
nonstandard adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang
berbeda pelafalan, tataa bahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu
bahasa.
Crystal
berpengertian bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak
memenuhi norma baku, yang dikelompokkan sebagai nonbaku.
Suharianto
berpengertian bahwa bahasa nonstandard atau bahasa tidak baku adalah salah satu
variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu
dalam pemakaian bahasa tidak resmi.
Alwasilah
berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahsa yang biasa memakai
kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang tdak
biasa dipakai oleh mereka yang tidak berpendidikan.
Berdasarkan
beberapa pengertian diatas, jelas bahasa nonstandard adalah ragam bahasa yang
berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan
dilingkungan tidak resmi.
33.
Tumbuhnya
Bahasa Indonesia Baku
Ketika
bahasa Indonsia diterima dan dirsmikan sbagai bahasa persatuan dan bahasa .
negara Republik Indonesia tidak ada yang meramalkan bahwa akan tumbuh
keanekaragaman dalam bahasa itu. Demikian juga, tidak ada yang memikirkan bahwa
Indonesia itu akan mempunyai dialek dan ragam bahasa. Tidak ada yang menyangka
kecuali beberapa pakar yang memiliki alas an sosiolinguistik bahwa bahasa
Indonesia seragam hanyalah semboyan
kosong. Suatu kenyataan yang wajar bahwa dalam pertumbuhan bahasa Indonesia
mempunyai variasi-variasi bahasa seperti halnya bahasa manusia lainya di dunia
ini. Variasi – variasi yang ada dalam bahasa Indonsia karena kehidupan
pemakaianya semakin lama semakin kompleks.
Keanekaragaman
bahasa Indonesia itu tumbuh secara wajar sebab telah terjadi diversifikasi
fungsi. Bila semula bahasa Imdonesia hanya berfungsi terbatas, maka kemudian
fungsi itu semakin banyak dan semakin ruwet. Tetapi, karena bahasa Indonesia
harus tetap menjadi alat komunikasi yang efisien, maka timbullah proses lain
yang disebut proses sentripetal berupa penataan secara alamiah berbagai dialek
atau ragam bahasa itu sesuai dngan fungsinya yang baru.
44.
Fungsi
Bahasa Indonesia Baku
Bahasa
Indonesia baku mempunyai 4 fungsi,yaitu :
1) Pemersatu
Bahasa
Indonesia baku memprsatukan atau menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa
itu.
2) Penanda
kepribadian
Bahasa
Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakanya dengan bahasa-bahsasa
lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat kepribadian nasional masyarakat
bahasa Indonesia baku.
3) Penambah
wibawa
-Fungsi
pembawa wibawa berkaitan dengan uasaha mencapai kesederajatan denganperadaban
lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku.
4) Kerangka
acuan
Norma
atau kaidah bahasa Indonesia itu menjadi tolak ukur pemakaian bahasa Indonesia
baku secara benar.
55.
Konteks
Pemakaian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa
Indonesia baku dipakai dalam beberapa konteks. Pertama , dalam komunikasi
resmi, yaitu dalam surat menyurat resmi atau dinas, pengumuman – pengumuman
yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan
peristilahan resmi. Kedua , dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan
karangan ilmiah berupa makalah,skripsi,tesis,disertasi, dan laporan hasil
penelitian. Ketiga , dalam pembicaraan didepan umum, yaitu khotbah,ceramah dan
kuliah. Kempat, dalam pembicaran dengan orang yang dihornati, yaitu atasan
dengan bawahan dikantor.
6
66.
Ciri-Ciri
Bahasa Indonesia
Ciri-ciri
Bahasa indonesi Baku dab Bahasa indonsia Nonbaku telah dibuat olh pakar bahasa
dan pngajaran bahasa Indonesia.merka itu antara lain Harimurti Kridaklasana, Anton
M. Moeleiono, dan suwito.Ciri-ciri bahasa indonsia nonbaku iti di brikan
dibawah ini setelah merangkum ciri-ciri yang di tentukan atau yang tlah dibuat
oleh para pakar tersebut.
Ciri-ciri bahasa Bahasa indonsia Baku
sbagai berikut .
(1) Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa
Indonesia baku adalah pelafalan yang relative bebas dari atau sedikit di warnai
bahasa daerah atau dialek.
Misalnya
: Kata/keterampilan/diucapkan/keterampilan/.
(2) Bentuk
kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagi bagian morfologi Bahasa
Indonesia baku ditulis atau ucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Banjir menyerang kampong yang banyak penduduknya itu.Kuliah sudah berjalan
dengan baik.
(3) Konjungsi
sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap
di dalam kalimat.
Misalnya
: Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapapun, karena semuanya dianggapnya penipu.
(4) Partikel
–kah, -lah dan –pun sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku dan ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
: Bacalah buku itu sampai selasai!
(5) Kata
atau kata depan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku dan ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
: Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
(6) Bentuk
kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku dan
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam
kalimat.
Misalnya
: Orang-orang itu mesti diawasi setiap saat.
(7) Kata
ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
: Saya-anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
(8) Pola
kelompok kata kerja + agen +kata kerja sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia
baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
: Surat anda sudah say abaca.
(9) Konstruksi
atau bentuk sintesis sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
: saudaranya
Dikomentari.
(10)
Fungsi gramatikal (subyek, predikat,
objek) sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
: kepala kantor pergi keluar negeri.
(11)
Struktur kalimat baik tunggal maupun
majemuk ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap sebagai bagian kalimat
bahasa Indonesia baku di dalam kalimat.
Misalnya
: mereka sedang mengikuti perkuliahan metrology industry.
(12)
Kosakata sebagai bahagian semantic bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya
:mengapa,tetapi,dan lain-lain.
(13)
Ejaan resmi sebagai bagian bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik kata, kalimat, maupun
tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
(14)
Peristilahan baku sebagai bagian bahasa
Indonesia baku dipakai sesuai dengan pedoman peristilahan penulisan istilah
yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui pusat pembinaan dan pengembangan
bahasa.
77.
Pemakaian
bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku dengan Baik dan Benar
Kita
sering mendengar dan membaca semboyan “ Pergunakanlah
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar”. Makna semboyan itu sering pula
diartikan bahwa kita harus berbahasa baku atau kita harus menghindarkan
pemakaian nonbaku.
Pemakaian
bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahas yang sesuai
dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Pemakaian bahasa Indonesia
nonbaku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi pemakaian dan ciri bahasa
Indonesia non baku.
Harimurti
Kridaklaksana memperjelas bahwa adanya bahasa baku standard dan bahasa nonbaku
bukan berarti bahwa bahasa baku atau bahasa standar lebih baik, lebih benar,
atau lebih betul daripada bahasa nonbaku. Tetapi , kita memakai bahasa secara
benar dan baik bila kita menggunakan bahasa baku dan nonbaku sesuai dengan
fungsinya.
No comments:
Post a Comment